disorientasi

Disorientasi adalah keadaan kehilangan orientasi, yaitu ketidakmampuan membedakan waktu, tempat, atau identitas orang di sekitar. Disorientasi merupakan gejala, bukan diagnosis tunggal, dan bisa muncul secara mendadak maupun berkembang perlahan. Penderitanya sering tampak bingung, sulit menjawab pertanyaan dasar, atau tersesat di lingkungan yang sebelumnya dikenal.

Penyebab disorientasi sangat beragam dan sering melibatkan kombinasi faktor fisik, neurologis, atau psikiatrik. Kelompok utama meliputi penyakit medis akut seperti infeksi, dehidrasi, gangguan elektrolit, hipoglikemia, atau gagal ginjal; gangguan neurologis seperti stroke, cedera kepala, demensia, atau penyakit neurodegeneratif; penggunaan obat dan zat, termasuk obat penenang, antikolinergik, alkohol, atau zat terlarang; serta gangguan tidur, stres berat, atau kondisi psikiatri tertentu.

Penilaian terhadap disorientasi dilakukan oleh tenaga medis melalui pemeriksaan fisik, evaluasi kognitif singkat, serta pemeriksaan laboratorium dan fungsi organ untuk mengidentifikasi penyebabnya. Dalam konteks delirium, alat skrining seperti Confusion Assessment Method bisa membantu diagnosis. Pencitraan kepala atau tes tambahan dapat dipertimbangkan sesuai indikasi.

Penanganan fokus pada identifikasi dan perbaikan penyebab dasar, perlindungan keselamatan pasien, serta pemeliharaan hidrasi, nutrisi, dan pola tidur. Peninjauan ulang penggunaan obat yang dapat menimbulkan kebingungan sangat penting. Strategi nonfarmakologis seperti orientasi lingkungan, pencahayaan cukup, dan dukungan keluarga dapat memperbaiki keadaan.

Prognosis tergantung pada penyebabnya; delirium akut bisa reversibel, tetapi disorientasi pada lansia sering terkait peningkatan morbiditas. Pencegahan menekankan deteksi dini faktor risiko, perawatan ramah orientasi, hidrasi cukup, tidur teratur, dan pengelolaan obat secara hati-hati.