skrining

Skrining adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi individu yang berisiko memiliki suatu kondisi atau penyakit, sebelum gejala muncul, dengan tujuan meningkatkan peluang hasil kesehatan yang lebih baik melalui deteksi dini. Skrining berbeda dari diagnosis; skrining menilai kemungkinan risiko, sedangkan diagnosis menegaskan adanya kondisi setelah konfirmasi dengan uji diagnostik.

Skrining dapat diterapkan secara populasi (semua individu dalam kelompok usia tertentu) atau tertarget pada kelompok berisiko. Prosesnya biasanya meliputi penerimaan peserta, pelaksanaan tes skrining, interpretasi hasil, dan tindak lanjut untuk hasil positif, termasuk konfirmasi diagnostik jika diperlukan. Keberhasilan program bergantung pada sensitivitas, spesifisitas tes, serta tindakan lanjutan yang tersedia.

Contoh umum skrining medis meliputi skrining kanker: mamografi untuk kanker payudara, skrining kanker serviks melalui pap smear atau tes HPV, serta skrining kanker usus besar (FIT, kolonoskopi). Skrining neonatus untuk kelainan metabolik dan hormonal (PKU, hipotiroidisme) juga umum dilakukan. Selain itu ada skrining TB, skrining HIV pada kehamilan, dan skrining penyakit menular lain pada kelompok berisiko. Skrining juga dapat mencakup faktor risiko non-kesehatan, seperti skrining pekerjaan untuk paparan bahan kimia.

Manfaat skrining dapat meliputi deteksi dini, pengobatan lebih awal, dan pengurangan morbiditas serta mortalitas. Potensi bahaya meliputi hasil positif palsu, overdiagnosis, dan risiko over-atau under-treatment. Penentuan program skrining sebaiknya didasarkan pada bukti ilmiah, biaya-efektif, dan keadilan akses.