penyiksaan

Penyiksaan adalah tindakan sengaja yang menyebabkan rasa sakit fisik atau penderitaan mental pada seseorang, sering dilakukan oleh aparat negara, militer, atau pihak lain dalam konteks penahanan, penyelidikan, atau sanksi. Tujuan umum meliputi memaksa pengakuan, mengintimidasi, atau memberikan sanksi. Praktik ini mencakup tindakan fisik seperti pukulan, penganiayaan, atau penyiksaan napas, serta tindakan psikologis seperti isolasi ekstrem, deprivasi tidur, atau tekanan mental berulang. Penyiksaan dianggap melanggar hak asasi manusia dan martabat manusia.

Secara internasional, penyiksaan dilarang secara tegas dan tidak dapat dibenarkan dalam keadaan apa pun. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia pasal 5 melindungi setiap orang dari perlakuan kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat. Konvensi PBB tentang Penyiksaan (Convention Against Torture, CAT) 1984 secara spesifik melarang penyiksaan dan mewajibkan negara untuk mencegah, menyelidiki, dan menghukum pelaku, serta melindungi korban. Protokol Opsional untuk CAT diperuntukkan bagi penguatan kerja pengawasan, pelaporan, dan penyelidikan. Banyak yurisdiksi regional, seperti Sistem Hak Asasi Eropa dan Perjanjian Amerika, juga memiliki kerangka hukum yang melarang penyiksaan dan menetapkan standar pemeriksaan serta perlindungan bagi korban.

Dampak penyiksaan luas dan mendalam, mencakup luka fisik, gangguan psikologis seperti PTSD, ketakutan berulang, serta kerusakan jangka panjang terhadap kepercayaan publik terhadap sistem hukum. Praktik ini sering dianggap tidak efektif untuk mendapatkan informasi andal dan dapat menimbulkan konsekuensi sosial serta diplomatik yang berat. Upaya pencegahannya meliputi pelatihan aparat, mekanisme pelaporan dan penyelidikan independen, pengawasan institusi penegak hukum, perlindungan saksi dan korban, serta dukungan rehabilitasi bagi penyintas.