ketidakhadiran

Ketidakhadiran adalah keadaan tidak hadirnya seseorang pada suatu kegiatan, acara, atau institusi. Istilah ini umum dipakai dalam konteks pendidikan, pekerjaan, rapat, dan layanan publik. Ketidakhadiran bisa bersifat terpaksa—misalnya karena sakit, kecelakaan, atau keadaan darurat keluarga—atau tidak terpaksa, misalnya karena tidak mendapatkan izin atau karena kelalaian. Dalam praktik, pengelolaan ketidakhadiran didasarkan pada kebijakan masing-masing institusi.

Ruang lingkupnya meliputi sekolah dan kampus, tempat kerja, rapat organisasi, serta persidangan atau layanan publik yang mengandalkan kehadiran pihak terkait. Di bidang pendidikan, kehadiran dicatat sebagai bagian dari rekam absen siswa atau mahasiswa dan dapat mempengaruhi kelulusan, penilaian, serta hak mengikuti ujian. Di dunia kerja, absensi diperhitungkan dalam administrasi kehadiran, penilaian kinerja, dan penggajian, dengan ketentuan sanksi atau dispensasi sesuai kebijakan perusahaan. Dalam konteks hukum, ketidakhadiran terdakwa, saksi, atau pihak lain dapat berdampak pada jalannya persidangan.

Penanganannya umumnya melibatkan prosedur izin, penggunaan surat keterangan sakit, atau dokumen pendukung lain, serta pencatatan kehadiran ulang. Dampaknya bagi individu bisa berupa kehilangan materi, keterlambatan pembelajaran, atau peluang kerja, sedangkan bagi organisasi bisa berupa gangguan jadwal, biaya operasional tambahan, atau kebutuhan pengganti.

Etymologi kata ini berasal dari bahasa Indonesia: hadir berarti “ada” sedangkan awalan tidak—tak- atau tidak—mengubah maknanya menjadi “tidak hadir.” Ketidakhadiran terkait dengan istilah kehadiran, absen, dan cuti.