Home

misinformasi

Misinformasi, dalam konteks informasi publik, merujuk pada informasi yang salah atau tidak akurat yang disebarkan tanpa niat jelas untuk menipu. Istilah ini membedakannya dari disinformasi, yaitu informasi palsu yang sengaja dibuat dan dibagikan dengan tujuan menipu. Perbedaan ini penting untuk memahami sumber, motivasi, serta respons yang tepat terhadap fenomena tersebut.

Penyebab misinformasi beragam, termasuk kesalahan dalam interpretasi data, kesalahan kutip sumber, informasi usang, atau pemahaman yang

Dampaknya dapat meliputi gangguan pada layanan publik, risiko kesehatan, ketidakpastian plasma politik, berkurangnya kepercayaan terhadap institusi,

Upaya mitigasi meliputi literasi media dan pelatihan berpikir kritis, pengecekan fakta oleh organisasi independen, dan intervensi

keliru
terhadap
konteks
suatu
kejadian.
Faktor
kognitif
seperti
bias
konfirmasi
dan
heuristik
juga
mempermudah
orang
menerima
dan
menyebarkan
informasi
yang
sesuai
dengan
keyakinan
mereka.
Di
era
digital,
misinformasi
tersebar
melalui
media
sosial,
aplikasi
pesan,
situs
berita,
dan
konten
visual
yang
cepat
diviralkan,
sering
kali
diperkaya
oleh
algoritma
yang
mengutamakan
keterlibatan.
serta
polarisasi
sosial.
Misinformasi
bisa
muncul
dalam
berbagai
bentuk,
termasuk
klaim
medis
yang
keliru,
statistik
yang
diselewengkan,
gambar
atau
video
yang
dimanipulasi,
serta
narasi
yang
menyesatkan
tanpa
fakta
pendukung.
platform
seperti
pelabelan
informasi,
pembatasan
penyebaran,
atau
penyediaan
sumber
yang
kredibel.
Penting
pula
transparansi
terhadap
bagaimana
informasi
diproduksi
dan
disebarkan,
serta
tanggung
jawab
etis
dari
media
dan
pembuat
konten
untuk
melakukan
koreksi
saat
kesalahan
teridentifikasi.