Epoksit

Epoksit adalah sekelompok resin reaktif yang mengandung gugus epoksida. Saat dicampur dengan agen pengeras, epoksit membentuk polimer termoset yang silang dan menampilkan sifat adhesi, kekuatan mekanik, serta ketahanan kimia yang tinggi. Resin epoksi yang paling umum adalah bisfenol A diglikidil eter (DGEBA) dan bisfenol F diglikidil eter (DGEBF).

Agen pengeras yang digunakan meliputi amina, anhidrida, asam, dan fenolik. Sistem pengerasan bisa berupa dua komponen (resin dan pengeras) yang dicampur sebelum penggunaan, dengan masa kerja (pot life) yang dipengaruhi suhu dan komposisi. Pengerasan dapat dilakukan pada suhu kamar atau dengan pemanasan untuk meningkatkan kekuatan dan suhu transisi kaca ( Tg ).

Karakteristik utama epoksi meliputi adhesi kuat ke berbagai substrat seperti logam, keramik, plastik, dan kayu; ketahanan terhadap bahan kimia, air, dan aus; isolasi listrik yang baik; serta sifat mekanik yang tinggi. Banyak formulasi ditingkatkan ketangguhannya melalui aditif untuk mengurangi kerapuhan dan meningkatkan ketahanan terhadap cuaca. Tg epoksi bergantung pada formulasi dan bisa bervariasi dari sekitar 40 hingga lebih dari 120 derajat Celsius.

Penggunaan utama meliputi pelapis dan cat anti korosi, perekat struktural, komposit berbasis serat, serta potting atau encapsulation pada elektronik. Epoksi juga banyak dipakai sebagai matriks dalam paduan komposit untuk industri otomotif, penerbangan, dan konstruksi.

Produksi epoksi umumnya berasal dari reaksi epoxidasi senyawa fenol, misalnya melalui reaksi bisfenol A dengan epichlorohydrin. Dari sisi keselamatan, epoxy resin dan pengerasnya bisa bersifat alergi kontak dan iritan kulit, sehingga perlindungan pribadi dan ventilasi yang baik diperlukan. Secara lingkungan, resin termoset seperti epoksi sulit didaur ulang secara konvensional; limbah epoksi biasanya dikelola sebagai limbah berbahaya.