Home

falasi

Falasi adalah kesalahan penalaran yang membuat argumen tampak kuat meskipun secara logis tidak sah. Falasi dapat muncul dalam bahasa, penyajian bukti, atau konteks argumen dan sering mengecoh pembaca atau pendengar karena menonjolkan kesan meyakinkan daripada kebenaran premisnya.

Secara umum falasi dibagi menjadi falasi formal, yang terkait dengan bentuk argumen, dan falasi informal, yang

Menilai falasi melibatkan memeriksa validitas bentuk argumen, relevansi dan kecukupan bukti, serta konsistensi antara klaim dan

Secara historis, studi tentang falasi telah ada sejak filsafat kuno, dengan Aristoteles membahas pola-pola argumen yang

terkait
dengan
isi,
konteks,
atau
asumsi
yang
mendasarinya.
Contoh
umum
meliputi
ad
hominem
(menyerang
pribadi
lawan
alih-alih
argumen),
straw
man
(menyalahartikan
klaim
lawan
sebagai
versi
yang
lebih
lemah),
appeal
to
authority
(mengandalkan
otoritas
tanpa
bukti),
false
cause
(menghubungkan
dua
kejadian
sebagai
sebab
tanpa
hubungan),
circular
reasoning
(premis
memerlukan
kesimpulan
sebagai
bukti),
false
dilemma
(memaksa
pilihan
terbatas
padahal
opsi
lain
ada),
slippery
slope
(klaim
bahwa
langkah
kecil
akan
menuntun
ke
akibat
ekstrim
tanpa
bukti),
hasty
generalization
(menarik
kesimpulan
dari
sampel
tidak
representatif),
red
herring
(mengalihkan
perhatian
dengan
isu
lain).
data.
Menghindari
falasi
penting
dalam
penalaran
ilmiah,
hukum,
dan
debat
publik,
dengan
menilai
premis,
logika
penyimpulan,
dan
mengidentifikasi
bias
kognitif.
menyesatkan.
Istilah
falasi
berasal
dari
bahasa
Latin
fallacia,
yang
berarti
penipuan
atau
kelalaian,
dan
masuk
ke
bahasa
modern
melalui
tradisi
logika
dan
retorika.