Reaktivitas

Reaktivitas adalah sifat suatu zat untuk bereaksi dengan zat lain dalam suatu proses kimia. Zat dengan reaktivitas tinggi cenderung membentuk ikatan baru lebih mudah, sedangkan zat yang kurang reaktif memerlukan kondisi tertentu untuk bereaksi. Reaktivitas dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu, konsentrasi zat, pelarut, keadaan fisik (padat, cair, gas), serta keberadaan katalis. Struktur molekul—terutama jumlah, letak, dan energi elektron pada ikatan—juga menentukan seberapa besar energi aktivasi yang diperlukan untuk reaksi.

Dari sisi kinetik, laju reaksi ditentukan oleh konstanta laju dan orde reaksi; energi aktivasi yang lebih rendah umumnya berarti reaksi berlangsung lebih cepat. Persamaan Arrhenius sering digunakan untuk menggambarkan hubungan antara suhu dan laju: k = A e^{-Ea/RT}. Katalis bekerja dengan menurunkan energi aktivasi atau mengubah mekanisme reaksi, tanpa terpakai secara permanen.

Contoh umum: natrium sangat reaktif dengan air, menghasilkan natrium hidroksida dan gas hidrogen; halogen seperti fluor lebih reaktif daripada klorin. Deret aktivitas logam menggambarkan kecenderungan logam bertindak sebagai agen reduksi terhadap zat lainnya.

Reaktivitas tidak hanya relevan bagi logam; dalam kimia organik, reaktivitas menentukan bagaimana jalannya mekanisme reaksi, kestabilan intermediat, dan pilihan kondisi reaksi. Dalam lingkungan, perubahan suhu, pelarut, atau polutan dapat mengubah reaktivitas kimia suatu sistem.

Kepentingan memahami reaktivitas meliputi perancangan reaksi kimia yang aman dan efisien, penilaian risiko, serta prediksi perilaku zat dalam berbagai kondisi.