Home

liquefaksi

Liquefaksi adalah proses geoteknik yang terjadi pada tanah berbutir longgar yang jenuh air saat mengalami getaran seismik. Pada kondisi ini tanah kehilangan kekuatan geser dan kekakuannya sehingga perilakunya menyerupai cair, meskipun bagian-bagian tanahnya tetap berada di tempatnya. Peristiwa ini terutama terjadi di zona bawah permukaan yang tanahnya jenuh air dan lama berada di bawah permukaan air tanah.

Mekanismenya melibatkan peningkatan tekanan pori air akibat deformasi siklik tanah selama gempa. Ketika tekanan pori naik

Dampaknya meliputi aliran lateral permukaan tanah (lateral spreading), penurunan tanah yang tidak merata, keretakan permukaan, serta

Kejadian terkenal meliputi gempa Niigata (1964), Kobe (1995), dan Christchurch (2011), yang semua mengalami liquefaksi di

sedemikian
rupa,
kohesi
pada
tanah
yang
tidak
terlalu
kuat
menghilang
dan
daya
dukung
tanah
menurun
drastis.
Akibatnya
partikel
tanah
dapat
bergerak
relatif
satu
sama
lain,
menyebabkan
tanah
kehilangan
kemampuan
penopangnya
dan
berperilaku
seperti
fluida
sesaat.
Suatu
area
dapat
mengalami
penurunan,
retak,
atau
aliran
lateral
jika
struktur
tanahnya
tidak
mampu
menahan
gaya.
kerusakan
pada
infrastruktur
seperti
jalan,
rel
kereta
api,
bangunan
di
atas
area
jenuh,
pipa,
dan
fasilitas
bawah
tanah.
Liquefaksi
sering
menimbulkan
kerusakan
pada
fondasi
yang
dangkal
dan
dapat
memperburuk
dampak
gempa
di
daerah
pesisir
atau
dataran
rendah.
area
jenuh
air
di
dekat
permukaan.
Penilaian
kerentanan
liquefaksi
dilakukan
melalui
uji
laboratorium
dan
lapangan
seperti
SPT
dan
CPT,
serta
indikator
seperti
Indeks
Potensi
Liquefaksi
(LPI).
Mitigasi
meliputi
perbaikan
tanah
melalui
drainase,
dewatering,
serta
teknik
peningkatan
kestabilan
tanah
seperti
vibrocompaction,
kolom
batu,
atau
drainase
vertikal/horizontal
untuk
mengurangi
kejenuhan
air
sebelum
terjadi
gempa.