pragmatisasi

Pragmatisasi adalah proses, kebijakan, atau pendekatan yang menekankan penerapan solusi praktis, efisiensi, dan kelayakan operasional dibandingkan keharusan mengikuti teori atau ideologi secara kaku. Istilah ini berasal dari kata pragmatis dan dibentuk dengan akhiran -siasi untuk menandai tindakan atau keadaan terkait, mirip dengan konsep pragmatisme dalam filsafat namun lebih fokus pada implementasi nyata.

Dalam penggunaan sehari-hari di Indonesia, pragmatisasi sering dikaitkan dengan reformasi birokrasi, kebijakan publik, dan manajemen organisasi. Tujuannya adalah meningkatkan hasil layanan, mempercepat pengambilan keputusan, mengurangi hambatan administratif, serta meningkatkan akuntabilitas melalui ukuran kinerja dan evaluasi berkala. Praktiknya bisa meliputi uji coba kebijakan (pilot), desentralisasi, kemudahan prosedur, dan kemitraan dengan sektor swasta atau komunitas.

Pragmatisasi menekankan adaptasi terhadap konteks lokal, kebutuhan pemangku kepentingan, dan penggunaan sumber daya secara efisien. Ini sering melibatkan pengurangan formalitas yang tidak esensial, penggunaan teknologi untuk layanan publik, serta pendekatan berbasis bukti dalam perencanaan anggaran dan program program.

Namun pragmatisasi juga menimbulkan kritik. Kekhawatirannya meliputi risiko kehilangan prinsip dasar atau keadilan jangka panjang demi solusi cepat, potensi bias terhadap kelompok yang lebih kuat, serta ketergantungan pada evaluasi kuantitatif yang mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan dampak sosial. Karena itu, pragmatisasi sering dipandang perlu keseimbangan antara efisiensi dan nilai-nilai publik, dengan mekanisme transparansi dan akuntabilitas yang jelas.

Lihat juga pragmatisme, reformasi birokrasi, kebijakan berbasis bukti, dan good governance.