Home

diinternalisasi

Diinternalisasi adalah proses di mana norma, nilai, kepercayaan, dan harapan eksternal dari lingkungan sosial berubah menjadi bagian dari sistem nilai individu dan mengarahkan perilaku secara internal. Proses ini merupakan bagian sentral dari sosialisasi dan pembentukan identitas, sehingga perilaku dapat terjadi secara otomatis meskipun tekanan eksternal tidak ada.

Mekanisme utama di dalamnya meliputi pengamatan dan peniruan, identifikasi dengan panutan, pemrosesan kognitif, serta penguatan emosional.

Internalisasi berbeda dari sekadar kepatuhan atau konformitas, karena nilai telah diadopsi secara sadar–emosional dan diinternalisasi untuk

Tipe-tipe internalisasi meliputi internalisasi moral (hati nurani dan norma etika), internalisasi budaya (norma, praktik, bahasa), serta

Dalam praktik penelitian dan kebijakan, pemahaman tentang diinternalisasi penting untuk pendidikan, advokasi, dan terapi psikologis. Pendekatan

Agen
sosialisasi
seperti
keluarga,
sekolah,
teman
sebaya,
lembaga
keagamaan,
media,
dan
lingkungan
kerja
berkontribusi
pada
internalisasi.
Proses
ini
berlangsung
dari
masa
kanak-kanak
hingga
dewasa,
dipengaruhi
oleh
konteks
budaya,
pengalaman
pribadi,
dan
interaksi
lintas
budaya
yang
dapat
memicu
re-sosialisasi.
regulasi
diri.
Nilai
yang
telah
diinternalisasi
cenderung
bertahan
meskipun
pengawasan
eksternal
berkurang,
dan
memandu
keputusan
serta
tindakan
tanpa
rangsangan
eksternal
yang
kontinu.
internalisasi
ideologi.
Dalam
beberapa
konteks,
terdapat
konsep
internalisasi
stigma
atau
internalisasi
stereotip
yang
negatif,
misalnya
terkait
gender,
ras,
atau
kelas
sosial,
yang
dapat
memengaruhi
identitas
dan
peluang
individu.
yang
relevan
mencakup
refleksi
diri,
dialog,
serta
pengalaman
empiris
untuk
mengevaluasi
dan,
jika
perlu,
merumuskan
perubahan
pada
struktur
nilai
yang
tidak
berfungsi
secara
adaptif.