miskomunikasi

Miskomunikasi adalah kegagalan penyampaian informasi yang menyebabkan penerima memahami pesan dengan cara yang berbeda dari maksud pengirim. Fenomena ini dapat terjadi dalam berbagai konteks, termasuk hubungan pribadi, pekerjaan, maupun komunikasi digital. Miskomunikasi bisa menimbulkan kebingungan, salah langkah, atau tindakan yang tidak sesuai tujuan.

Penyebab miskomunikasi bersifat ganda: teknis dan nonteknis. Hambatan bahasa, ambiguitas pilihan kata, perbedaan budaya, asumsi yang tidak diverifikasi, serta konteks yang tidak cukup diberikan sering menjadi penyebab utama. Gangguan selama penyampaian (noise), pemilihan saluran komunikasi yang tidak tepat, serta tingkat literasi atau bias individu juga berperan. Ketiadaan umpan balik yang jelas memperbesar risiko miskomunikasi berlanjut.

Dampak miskomunikasi bisa beragam, mulai dari salah interpretasi instruksi, kesalahan operasional, hingga konflik interpersonal dan kehilangan efisiensi kerja. Dalam organisasi, miskomunikasi dapat mengganggu alur kerja, menurunkan kualitas keputusan, dan menambah biaya. Ketika komunikasi terjadi secara publik atau lintas budaya, dampaknya bisa lebih luas dan berlarut-larut.

Penanggulangan miskomunikasi meliputi kejelasan maksud pesan, penggunaan bahasa yang sederhana, dan penyertaan konteks serta contoh konkret. Praktik penting lainnya adalah meminta dan memberi umpan balik untuk konfirmasi pemahaman, mengulangi poin kunci, serta memilih saluran komunikasi yang tepat. Penguatan budaya komunikasi terbuka, verifikasi pemahaman melalui ringkasan balik, dan penyesuaian gaya komunikasi terhadap audiens juga efektif dalam mengurangi miskomunikasi.