disalahartikan

Disalahartikan adalah kata kerja bahasa Indonesia yang berarti "dijadikan arti yang salah" atau lebih umum "dijadikan sebagai misinterpretasi." Secara morfologis, kata ini dibentuk dari awalan di- yang menandai bentuk pasif, kata sifat salah, dan kata kerja artikan yang berarti interpretasikan. Dengan demikian, disalahartikan menyiratkan bahwa suatu pernyataan, teks, atau simbol dipahami secara keliru atau tidak sesuai maksud pembuatnya.

Penggunaan disalahartikan luas dan umum terjadi dalam percakapan sehari-hari, media massa, maupun teks akademik. Ia sering muncul ketika maksud asli suatu ujaran atau tulisan tidak tersampaikan dengan jelas, atau ketika konteks budaya, bahasa, atau nuansa retorika tidak dipahami oleh pembaca atau pendengar. Contoh kalimatnya bisa berupa: "Pernyataannya disalahartikan oleh banyak orang," atau "Pernyataan tersebut disalahartikan sebagai dukungan terhadap kebijakan itu."

Perbedaan utama antara disalahartikan dan menyalahartikan terletak pada subjeknya: disalahartikan adalah bentuk pasif yang menggambarkan keadaan dipahami secara keliru oleh pihak lain, sedangkan menyalahartikan adalah bentuk aktif yang menandakan tindakan salah menafsirkan sesuatu. Frasa terkait meliputi salah tafsir (nomenklatur untuk interpretasi yang keliru, terutama dalam konteks teks suci atau karya ilmiah) dan terjemahan atau penafsiran yang keliru secara umum (misinterpretasi).

Kata ini umum dijumpai dalam diskursus politik, media, dan akademik, di mana perlunya klarifikasi konteks dan maksud sering disoroti untuk mengurangi salah tafsir.