Home

Transesterifikasi

Transesterifikasi adalah reaksi kimia di mana suatu ester ditukarkan dengan alkohol lain, menghasilkan ester yang berbeda dan alkohol yang baru. Secara umum, transesterifikasi dapat digambarkan sebagai pertukaran kelompok alkoksi pada ester dengan alkohol. Contoh penting adalah trigliserida dari minyak nabati atau hewani yang bereaksi dengan alkohol (biasanya metanol atau etanol) untuk membentuk ester asam lemak alkil dan gliserol. Pada produksi biodiesel, trigliserida + metanol menghasilkan metil ester (biodiesel) dan gliserol sebagai produk samping.

Jenis dan katalis utama transesterifikasi mencakup tiga pendekatan: basa, asam, dan enzimatik. Transesterifikasi berbasis basa menggunakan

Aplikasi utama transesterifikasi adalah produksi biodiesel (metil ester atau etil ester) sebagai bahan bakar ramah lingkungan.

Kelebihan utama meliputi kemurnian produk relatif tinggi dan fleksibilitas terhadap sumber minyak; tantangan utama meliputi risiko

katalis
seperti
natrium
hidroksida
atau
kalium
hidroksida
(atau
methoxide)
dan
sering
dilakukan
pada
suhu
sekitar
60–65
°C
dengan
rasio
metanol–trigliserida
sekitar
6:1
untuk
mendorong
kesetimbangan
ke
arah
produk.
Reaksi
ini
cepat
dan
ekonomis,
tetapi
sensitif
terhadap
asam
lemak
bebas
yang
dapat
menyebabkan
saponifikasi
dan
pembentukan
sabun.
Transesterifikasi
berbasis
asam
lebih
toleran
terhadap
FFAs/air
tetapi
lebih
lambat
dan
biasanya
diperlukan
suhu
yang
lebih
tinggi.
Transesterifikasi
enzimatik
menggunakan
lipase
menawarkan
kondisi
alkohol
yang
lebih
rendah
dampaknya
terhadap
FFAs
dan
lingkungan,
namun
biaya
enzimanya
lebih
tinggi
dan
laju
reaksinya
relatif
lebih
lambat.
Secara
kimiawi,
juga
digunakan
dalam
rekayasa
polimer
dan
daur
ulang
plastik,
misalnya
dalam
proses
metilasi
atau
etilasi
senyawa
ester
untuk
mengubah
komposisi
rantai
polimer.
saponifikasi,
kontrol
FFAs,
kebutuhan
pelarut/alkohol,
serta
biaya
katalis
dan
pemurnian
produk
samping.